ilmu92
Minggu, 08 Desember 2013
Rabu, 29 Mei 2013
penerapan kombinatorik \ PROGRAM GENERATE PERMUTASI
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <stdlib.h>
using namespace std;
int hasil;
//funsi faktorial :
int faktorial (int nilai)
{
hasil = nilai;
while(nilai>1)
{
hasil = hasil*(nilai-1);
nilai = nilai-1;
}
return hasil;
}
main()
{
int p,nq,max,x,i,j,n,k,r,s,tr,no ;
int a[100];
div_t xx;
for (i=0;i<100;i++)
{
a[i] =0;
}
//Tampilkan pembuka
printf("\n PROGRAM GENERATE PERMUTASI\n\n");
//input nilai n(jumlah data <maksimal 100>)
printf("Masukan nilai n : ");
scanf("%d",&n);
//input data ke dalam array
for(i=1;i<=n;i++) //ulangi untuk semua data hingga data ke-n
{
printf("Masukan nilai himpunan a[%d] : ",i);
scanf("%d",&a[i]);
}
//input nilai r
printf("nilai r : ");
scanf("%d",&tr);
//hitung nilai permutasi
p=faktorial(n);
nq=faktorial(n-tr);
if(nq==0)nq=1;
max=p/nq;
printf("nilai permutasi : %d\n\nTekan Enter untuk melihat hasil generate permutasi...\n",max);
getche();//fungsi membaca karakter keyboard
no=1;//variabel untuk menampilkan nomor
//men-generate permutasi dengan
//algoritma generate next-permutation
//genere sabanyak nilai permutasi
for(x=1;x<=max;x++)
{
printf("%3d. ",no);
for(i=1;i<=tr;i++)
printf("%d",a[i]);
printf("\n",a[i]);
no++;
j=n-1;
while(a[j] > a[j+1])
j=j-1 ; //j adalah subcript terbesar dengan aj<aj+1
k=n;
while(a[j] > a[k])
k=k-1 ; //ak adalah integer terkecil dan lebih besar dari aj
//tukar aj dan ak
i=a[k];
a[k]=a[j];
a[j]=i;
r=n;
s=j+1;
while (r>s)
{
//tukar ar dan as
i=a[r];
a[r]=a[s];
a[s]=i;
r=r-1;
s=s+1;
}
}
system("PAUSE");
return EXIT_SUCCESS;
}
#include <conio.h>
#include <stdlib.h>
using namespace std;
int hasil;
//funsi faktorial :
int faktorial (int nilai)
{
hasil = nilai;
while(nilai>1)
{
hasil = hasil*(nilai-1);
nilai = nilai-1;
}
return hasil;
}
main()
{
int p,nq,max,x,i,j,n,k,r,s,tr,no ;
int a[100];
div_t xx;
for (i=0;i<100;i++)
{
a[i] =0;
}
//Tampilkan pembuka
printf("\n PROGRAM GENERATE PERMUTASI\n\n");
//input nilai n(jumlah data <maksimal 100>)
printf("Masukan nilai n : ");
scanf("%d",&n);
//input data ke dalam array
for(i=1;i<=n;i++) //ulangi untuk semua data hingga data ke-n
{
printf("Masukan nilai himpunan a[%d] : ",i);
scanf("%d",&a[i]);
}
//input nilai r
printf("nilai r : ");
scanf("%d",&tr);
//hitung nilai permutasi
p=faktorial(n);
nq=faktorial(n-tr);
if(nq==0)nq=1;
max=p/nq;
printf("nilai permutasi : %d\n\nTekan Enter untuk melihat hasil generate permutasi...\n",max);
getche();//fungsi membaca karakter keyboard
no=1;//variabel untuk menampilkan nomor
//men-generate permutasi dengan
//algoritma generate next-permutation
//genere sabanyak nilai permutasi
for(x=1;x<=max;x++)
{
printf("%3d. ",no);
for(i=1;i<=tr;i++)
printf("%d",a[i]);
printf("\n",a[i]);
no++;
j=n-1;
while(a[j] > a[j+1])
j=j-1 ; //j adalah subcript terbesar dengan aj<aj+1
k=n;
while(a[j] > a[k])
k=k-1 ; //ak adalah integer terkecil dan lebih besar dari aj
//tukar aj dan ak
i=a[k];
a[k]=a[j];
a[j]=i;
r=n;
s=j+1;
while (r>s)
{
//tukar ar dan as
i=a[r];
a[r]=a[s];
a[s]=i;
r=r-1;
s=s+1;
}
}
system("PAUSE");
return EXIT_SUCCESS;
}
Selasa, 04 Desember 2012
tugas
Tugas 3 Individu Latihan Studi Kasus
Sistem Pendukung Keputusan Klinis dalam Mendiagnosa
Penyakit Unggas
Usaha
ternak unggas merupakan salah satu peluang bisnis yang prospeknya sangat
menjanjikan. Meskipun binis tersebut sangat menjanjikan, bukan berarti bisnis
ini tidak mempunyai kendala. Begitu banyak kendala yang ditemui oleh para
pengusaha peternakan. Banyak kendala yang bisa diatasi, akan tetapi tidak
sedikit pula yang pada akhirnya menyebabkan peternak unggas merugi. Wawancara
pada lima
pengusaha ayam dan pengelolanya, menyebutkan bahwa keuntungan yang dicapai tiap
kali panen tidak maksimal atau dalam kasus ini selalu ada unggas yang mati
melebihi 200 ekor. Kasus terparah dari lima lokasi survey tersebut adalah kematian 4800 ekor ayam di dusun Krapyak,
kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang akibat penyakit Newcastle Disease.
Menurut
beberapa pengusaha peternakan ayam, faktor yang mempengaruhi hasil panen suatu
peternakan adalah konsep kandang, anak kandang, dan penanganan penyakit. Konsep
kandang yang buruk dan tidak sesuai standar dari perusahaan kemitraan ayam yang
menaungi pengusaha ternak mempunyai dampak pada anak ayam yang sering terjepit
dan akhirnya mati. Anak kandang juga merupakan faktor penting dalam pencapaian
panen yang maksimal. Anak kandang yang buruk nantinya akan berdampak pada bobot
ayam yang tidak sesuai target, gesernya penghitungan ayam yang mati, dan juga
manajemen pakan ayam yang melebihi takaran. Faktor berikutnya adalah penanganan
penyakit. Ayam yang mati tiba-tiba hendaknya tidak langsung dibuang begitu
saja, perlu adanya diagnosa terhadap ayam yang membuat pengusaha merugi seperti
kasus di atas. Kesalahan diagnosa penyakit sangat mempengaruhi hasil panen.
Berdasarkan kasus diatas mengenai Aplikasi SPK Klinis
dalam Mendiagnosa Penyakit Unggas yang diberikan, tentukanlah ;
a.
Identifikasi
Masalah
b.
Rumusan Masalah
c.
Kebutuhan Data
yang diperoleh bila diasumsikan pengumpulan data di lapangan telah dilakukan
dalam bentuk tabel rangkuman hasil pengumpulan data seperti tabel di bawah ini
:
No
|
Klasifikasi
|
Definisi
|
1
|
Jenis Masalah
|
|
2
|
Data/Fakta yang diperoleh
|
|
3
|
Jenis Keputusan
|
|
4
|
Model keputusan
|
|
5
|
Input sistem
|
|
6
|
Proses
|
|
7
|
Keluaran Sistem
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)